Kamis, 07 Maret 2013

Cewek SMA

Aku Rani 18 tahun, aku sudah duduk di kelas 12 atau 3 SMK jurusan Rekayasa Perangkat Lunak, dan sudah seminggu ini aku disibukan dengan ujian kompetensi atau ujikom, karena aku jurusan RPL maka tugas ujikomku yaitu membuat Website hingga aku harus pulang sore terus setiap harinya.
Seperti hari ini, aku tak bisa pulang karena hujan begitu deras padahal jam sudah menunjukkan 5.27 sore, semua teman-temanku sudah pulang semua ada yang dijemput ortunya ada juga yang dijemput pacarnya dan kini tinggal aku sendirian oh tidak ternyata aku gak sendirian di dalam kelas masih ada pak Doni guru produktifku. Pak Doni berperawakan tinggi besar dengan wajah yang begitu maskulin, kulitnya memang gelap tapi nampak sehat dan bersih sangat kontras dengan kulit putihku.
Entah setan apa yang merasukiku otakku jadi bergumam.
"Wah enak juga kalo dingin-dingin gini di peluk pak Doni."
Akupun langsung memutar otakku agar bisa mendapatkan pak Doni, memang, mungkin aku murahan semenjak mantan pacarku memperkosaku aku jadi gila sex, aku selalu berhayal untuk diperkosa pria yang sangar dan tinggi besar seperti pak Doni ini.
Akhirnya aku mendapatkan ide, akupun langsung membasahi tubuhku dengan air hujan yang deras, gapapalah demi pak Doni, demi mendapatkan kontol pak Doni aku rela hujan-hujanan kaya orang gila gini kemudian aku buka bh ku dan kupasang kembali kemeja seragamku hingga begitu jelas tercetak susu ranumku dengan kedua puting yang siap menantang untuk disedot kemudian aku pura-pura jatuh dan berteriak hingga pak Doni pun keluar ruangan.
"Ya ampun! Rani? Kamu gak apa- apa?" pak Doni menghampiriku dan langsung membangunkanku.
"Aduh pak, kakiku sakit tadi terpeleset, aduh pak aku gak bisa jalan." aku berbohong karena aku berharap pak Doni menggendongku.
Dan pak Donipun menggendongku, hingga aku bisa meyakinkan bahwa pak Doni bisa melihat payudaraku yang tercetak jelas ini dan akupun ditidurkan diatas bangku sekolah, sengaja lututku ku angkat hingga rok ku terangkat ke atas dan mempertontonkan paha mulusku."bapak pijat yah kakimu." Pak Doni mulai meraba kaki ku tanpa menunggu jawaban dariku.
"hmm." aku pun terus mendesah agar pak Doni terangsang.
"Ah..pak... Pelan ah,. Ah... Pak.. Sakit,..ouh...pak." aku terus mengucapkan kata_kata itu supaya pak Doni horni, aku sedikit mengangkangkan pahaku hingga aku tahu bahwa pak Doni melihat cangcutku. Tapi aneh.. Sudah hampir satu jam aku mendesah tanpa henti pak Doni tak bertingkah sedikitpun akupun kesal dan bangkit dari tidurku hingga wajah kami saling berhadapan dan dengan agak penasaran aku pun bertanya
"Bapak ini kok gak nafsu-nafsu? Ranikan udah mancing bapak dari tadi."
"Bapak Gay, Ran." pak Doni menjawab dengen enteng.
Gubrag.. Aku pun langsung lari meninggalkan dia.
Dalam hatiku hanya bisa berkata
NYESEEEEEL AKU HUJAN2AN.

2 komentar: